Saturday 26 December 2015

KAU BUKAN LALU

Hay, penghantar tidurku yang manis. Bisakah kau bawa aku hanyut lebih lama lagi bersamamu! Berenang bersama arungi nyata. Melawan dunia ini yang katanya semu semata.
Hey!
Mari bercengkrama denganku bersama sisa embun yang masih menempel. Jika Kau mau, akan kusediakan kopi untukmu.
Layaknya kopi, rindu adalah candu. Ada cinta pasti ada rindu, pun sebaliknya. Tak nikmat jika hanya kau sediakan satu.
Kemarilah! akan kuceritakan padamu bodohnya aku  di masa lalu. Dan jika boleh, Ku ingin pergi jauh ke tempat yang tak mampu dijangkau termasuk lalu.
Tunggulah, sebentar saja. Ijinkan Aku merayu Tuhanmu, karena Ku tau, Dialah yang memilikimu. Tuhanmulah yang paling tau, bagaimana dirimu, makanan dan minuman kesukaanmu, tempat yang sering kau kunjungi, warna, surat, baju, keinginan dan entahlah, Aku tak mampu menjangkau kuasaNya. Bersabarlah! Hingga kudapatkan hatinya.
Segeralah!
Namun,
KAU BUKAN LALU.
Kdr, 26 Des'15

Thursday 24 December 2015

Tenanglah!

Ketahuilah! Diamku bukan karena aku tak mau menyapa atau mengenal Tuan. 
Bukankah lebih baik aku mendekati Tuhanmu, karena dialah yang memilikimu? Mana mungkin aku pinjam tanpa ijin. 


Pemilik Tuan pasti lebih tau, apa makanan dan minuman kesukaanmu, semua tentang kebiasaan- kebiasaanmu, bahkan bagaimana dirimu. 

Mana mungkin aku bisa mendekat, jika merayu pemilikmu saja belum mampu.

Semua butuh proses Tuan. Tunggu sebentar saja, ijinkan aku bernegosiasi dulu.

Tenanglah! Aku disini tak pernah henti melayangkan surat untukmu. Tapi bukan surat layaknya mereka. Suratku cukuplah umul kitab, teruntukmu.



Ngk, 22 Des '15

Monday 21 December 2015

Aku Rindu

Iya benar apa katamu, sajakku tak lepas dari rindu. Karena memang aku benar-benar rindu. Lama sangat lama, aku lupa dengan pagi, malam dan siangku. Semua kuhabiskan untuknya bukan untukMu. Penyakit yang lebih berbahaya dari pada syirik. Kerasnya hati.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku tak lupa akan hidup ini yang hanya sementara.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku selalu mengingat semua nikmat yang kurasa karenaNya.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku mulai sedikit demi sedikit merubah kebiasaan burukku.
Bukan seperti sekarang! Jahiliyahku terasa mulai menghampiri.
Tuhan, ampuni aku. Bawa aku kembali kepadaMu. Aku sungguh merindukan malam dengan derai hujan yang membasahi pipi, dengan keluh yang tak berujung. Kemana aku yang dulu gusti? Kemana???
Pagiku Ia, siangku Ia, malamku Ia ;DUNIA.
Kemana aku dulu???
Bawa aku kembali, aku mohon! Aku rindu. 

Sunday 20 December 2015

AKU CUKUPLAH AKU

Aku bukanlah surya yang mampu menerangi dunia, tapi aku berharap mampu menjadi lilin yang menyebar cahaya di kegelapan.
Aku bukanlah bintang yang nampak indah bersama bulan dikala malam, tapi besar harap,  aku adalah kelip lampu kecil diujung jalan yang tak membosankan dipandang.

Aku tak mampu menjadi aku, ketika konsonan menggelinding pergi.
Aku tak mampu menjadi Aku, ketika satu vokal membiarkan konsonan lain berduaan dengan vokal lain.
Aku tak mampu menjadi Aku, ketika konsonan mengusir pergi dua vokal yang mengapitnya.
Aku cukuplah aku, tak bisa berubah menjadi A-U, A-K/K-U, K


Kdr, 20-12-15

Saturday 19 December 2015

"Hay!" sapa tari pagi ini. Ia nampak murung, mungkin karena awan masih bersembunyi.
"Hust, Ia tak bersembunyi hanya belum menampakkan diri."
"Ha-ha-ha...." tawa kita bersama.
"Tenanglah bukankah putih harus ada hiasan hitam, biar nampak indah."
Kdr, 19 Des 15

Thursday 17 December 2015

Entahlah! Jika tempat ini bukan untukku, aku yakin akan ada tempat lain yang jauh lebih baik.
TanganNya tak pernah lepas menggenggam semua hamba. Tak perlu takut, datang dan mendekat padaNya. Karena Ia pernah tidur dan selalu ada dimana-mana.
Sebagaimana kau selalu yakin akan doa-doamu. Yakinlah pula, bahwa Allah bersamamu, dihatimu dan selalu menolongmu.
Allah, jangan buat mereka kecewa. Jangan buat mereka kawatir.
Jangan buat mereka menangis.
Jangan mereka ikut hanyut.
Bimbing, arahkan dan tetapkan kita dalam naungamu.
Kdr, 17 Des 2015

Ia Akan Tiba

Yeaah… itu membuatku down bung. Iya down, setelah aku membacanya. Santri katamu. Aku malu karena aku bukanlah santri. Boro-boro santri, ngaji saja aku masih belajar menyambungkan hijaiyah satu per satu.
Ya sudahlah bung, sedikit demi sedikit sudah mulai pupus. Entah karena kau tak yakin atau aku yang terlalu yakin.
Eits… bukankah padinya akan panen jika sudah waktunya? Cukup tunggu dan bersihkan dulu rumput-rumput liar yang mengganggu. Yo mok siji kuncine, sabar lan ngempet. Sabar sedoyone lan ngempet mangane.
Ada masanya nanti, entah Kau bung atau yang lainnya.
Ia akan tiba.



Kediri, 17-12-2015

Berhenti disini!

Rindu, aku benar-benar mulai merasakannya. Tumpukan itu membuatku sangat ingin mendekat dan menyentuhnya. Sudah sangat lama aku tak bersua. Kapan? Entahlah, aku lupa. Mungkin, semenjak tumpukan-tumpukan lain yang menyela.
Sungguh, aku ingin berada disana. Ia seperti masih memanggilku, “kemari, kemarilah!”
Dulunya aku memang menginginkan tempat ini, tapi tidak saat itu. Semakin aku memaksa, Ia terus menggerogoti. Sakit.
Jika boleh jujur, sekarang aku Ingin disana. Menari-nari dengan kata, berbagi kata dengan gudang-gudang kata. Andai saja, andai dan andai….,
Tapi aku siapa? Aku apa?
Jarum jam memang mampu kembali, tapi waktu? Ia akan terus maju.
Aku. Siapa aku
Kenapa aku?
Bagaimana aku?
Kau ilalang atau belalang? Yang bangkai saja halal dimakan. Kau putih atau hitam? Yang mampu menyapu benareka.
Heyyyy!!!!
Berhenti disini! Ini pilihan, ini konsekuensi. Kau harus tetap menjalani.
Ketika Kun “jadilah” pasti akan fayakun “maka jadilah”

Percaya, pasrah.


Kediri, 17-12-2015

Saturday 12 December 2015

SELAMAT ULANG TAHUN AYAH

Puisi ini merupakan puisi yang sedang saya ikutkan dalam event EVENT MENULIS PUISI "Ucapan Ulang Tahun" yang diadakan oleh Irfan Mustofa. 


SELAMAT ULANG TAHUN AYAH
Oleh : Fitri Andriana

Laju jarum jam memang tak mampu ku kendalikan
Ia berjalan, seiring dengan kerutan yang mulai nampak menghitam
Tik… Tik… Tik…
Suaranya nyaring tepat di gelap dua belas

“ Jika waktu sebentar lagi tidak memihak untuk menemanimu, maafkan aku nak.” Pesannya.
Beliaulah ayah
Kesatria yang tidak mengenal mengeluh, peluh serta selalu luluh

Ayah, maafkan aku!
Yang belum mampu membahagiakanmu
Yang belum mampu membuat simpul manis di wajahmu
Pun aku, yang tidak mampu mengganti butiran keringat yang mengalir di tubuhmu

Selamat ulang tahun Ayah
Teriring doa, semoga Allah tetap melindungimu dalam naunganNya.
Aku mencintaimu, Ayah



Kediri, 07 Desember 2015

Melati

Indah itu dia 
Yang masih bersembunyi di balik tirai Ilahi 
Cinta itu dia 
Yang tiba kala masa memang waktunya 
Gagah itu dia 
Yang tinggi imannya
Tampan itu dia
Yang suci ditiap waktunya
Kaya itu dia
Yang menyimpan lautan ilmu untuk disebarkan

Dia yang disana

#Dia#Melati#

Wednesday 9 December 2015

AKU MOHON


Kemari, aku mohon!
Genggam tanganku, aku membutuhkanmu
Mendekatlah!
Sejenak saja, biarkan aku meluapkan keluhku dalam pelukanmu
Ijinkan aku membasahi lenganmu
Percayalah!
Tak lama, hingga selesai kuluapkan keluh yang bersarang ini

Haaayyy!!!
Apa kau mendengarku?
Aku mohon, haruskah aku berlutut?
Aku sungguh membutuhkanmu
Aku sungguh menantimu, menawarkan pundakmu
Semua terasa sangat menyumpal tuan
Membosankan
Menyebalkan
Tempat ini, semuanya
Aku ingin pergi
Pergi
Pergi. i. i. i..iiii….
Aku mohon, bawa aku lari!
Dari kenyataan ini
Lari, dari pahit yang butuh seduan air dan gula
Aku mohooonn!


Kediri, 09-12-2015

Saturday 28 November 2015

A atau B

Hal yang paling membosankan andalah berada pada masa ini. Dimana kita dibingungkan dengan berbagai argument yang berlawanan antara  hati dan nurani. Heyyy‼! A atau B, andai A bagaimana dengan B?
Aissh…
Gusti, kedah pripun kulo?
Ketika Tuhan bahkan membisu, aku tetap harus berperang dengan dunia yang keji ini.
“ Kenapa to nduk? Kok ngelamun?”
“ Mboten umi,”
“ Sudah to, kamu mikir kuliah aja. Toh, abi sama umimu masih mampu membiayai.” Sahut beliau.
“ Tapi umi…,”
“Tapi opo to nduk? Kamu mau kerja? Wong iku sawang-sinawang nduk.”


#Bersambung

(Masih males :D)

Friday 20 November 2015

Apa waktu masih mau menemani?
Apa masa tak bosan mendampingi?
Akan tiba sesaat lagi, mata yang terbuka untuk terakir kalinya.
Tak ada yang bisa mengelak jika masa itu tiba. Hanya iringan doa dan jerit tangis saja. Namun, dalam hitungan detik semua pasti melupakan kita. Kini siksa yang menemani hingga pembalasan menghampiri.
Bukan harga, tahta atau keluarga tapi amal kita

Tuesday 17 November 2015

Bagaimana jika tetap disini?

Kau tau rasanya jika berada di tempat yang tidak diinginkan?
Ini sangat membosankan kawan!
Bertarung dengan nurani
Seringkali hati ini ingin pergi, tapi apalah daya. Aku sudah terlalu jauh melangkah. Menyesakkan.
Sempit kawan!
Kesinilah!
Aku benar-benar lelah, adakah bahu yang mampu sejenak saja menampung otakku?
Sekuat apapun mencoba, tetap saja. Semua jauh dari langkahan kaki ini.
Pergi! Pun aku tak tahu, bagaimana jika tetap disini.

Sunday 15 November 2015

"Padahal emak tak mengajarkan yang demikian, meskipun emak seperti ini, tapi apakah aku yang mengajarkan yang demikian pada anakku?"
Wejangan tersebutlah yang membuatku tersentak.
"Bodoh! Tak lelah apa kau buatnya sedih? Kapan kau mau merubah semuanya, menunggu kata terlambat tiba atau penyesalan menghampiri?"
Sinar mentari menyelinap masuk ke relung hati, membawa permata indah penuh kerlip duniawi.
Andai dia, seluruh pinta masih berisi namanya.
Aku menantinya, dalam diam dan doa.
Aku berharap rangkaian huruf yang bersatu dengan ukiran ismuha mampu membawaku semakin hanyut di pangkuan sang kuasa.
Robbi!
Jangan biarkan, kening ini lelah untuk bersandar
Jangan biarkan! Mata ini enggan terpejam pun enggan menghujan
Jangan biarkan! Tangan ini sombong, tak mau menengadah.
Jangan biarkan! Nafsu menguasai, hingga nurani mati.
Jangan biarkan! Tubuh ini mematung, tanpa isi.
Bimbing tubuh ini agar tak lelah mengejarmu.
Kdr, 15 nop

Saturday 14 November 2015

Kekuatan Do'a

Jika ada orang yang tidak percaya akan kekuatan doa, maka aku akan berdiri paling depan untuk melawannya.
Kau tau kawan, doa dan percaya merupakan satu kesatuan yang tak mampu dipisahkan. Dimana kau percaya bahwa doamu dikabulkan maka pasti dikabulkan.
Sering kali orang berkata,"kenapa Allah tidak mengabulkan doaku? Allah tidak menyayangiku."
Aishh... Tidak semua pinta langsung diberi kali gays... Allah sangat sayang kita, makanya Allah menimbang juga, apakah jika semua pinta kita diberikan kita sanggup menerima?
Misal ni... Kamu anak orang miskin, pengen jadi kaya. Kemudian Allah memberimu langsung rumah mewah, mobil mewah, dan yang lain sebagainya yang serba mewah. Terus apa kata tetangga? Pasti dikira pakek pesugihan. So, sebagaimana Allah memberi masalah sesuai dengan kemampuan kita. Ia juga memberi apa yang kita pinta sesuai kemampuan kita. Kalian sih, sukanya berfikiran negatif mulu.
Percaya! Jika tidak sekarang pasti nanti di akirat.
Percaya! Bahwa kekuatan Allah sungguh dasyat.
Percaya! Bahwa cinta kita kepadanya, mampu membawa kita bahagia dunia dan akirat.
Percaya! Bahwa kuasanya mampu mengabulkan do'a kita.
Kdr, 15 nop

Pantaskah kita mengeluh?

Inilah hidup.
Tak bisa dipungkiri semua berjalan mengalir, ada yang mengikuti serta ada pula yang kita ikuti. Tak perlu risau, cukup nikmati.
Apa hidup pernah meminta kita mengikutinya? Tidakkan? Ku kira kita yang membutuhkannya, bukan Ia.
Kemudian bagaimana kita bisa hidup? Pernahkan kita bertanya demikian? Tidak. Karena kita egois.
Coba mulai pikirkan! Bagaimana kita mampu bernafas kali ini? Bagaimana kita mampu terbangun dari lelapnya mimpi yang penuh dengan rayuan setan? Bagaimana Allah mengampuni dosa kita. Sekalipun kita menulanginya? Bagaimana dan bagaimana?
Sekarang masihkah pantas kita mengeluh?

Coba Mendekat!

Seperti halnya bulan yang nampak indah bila dipandang dari kejauhan. Mungkin tak jauh beda seperti Kau. Benar adanya , jika ada yg berkata jika indah itu relatif. Karena dari kejauhanlah Kau tak mampu mencium sebusuk apa dosaku.

Sudahlah! Berhenti memuji. Coba mendekat, bergurau bersama menghabiskan sehari saja untuk saling mengenal satu sama lainnya. Karena aku bukan malaikat, ada nafsu yang sering memelesetkan. Akupun sama seperti yang lainnya, mampu tertawa, menangis, menyanyi apalagi marah.
Aku tak melarang Kau mendekat. Jangan memuji tapi silahkan memaki.
Ngk, 14 nop

Monday 9 November 2015

Entahlah!
Semua seperti lenyap setelah pertemuan itu, hembusan angin telah membawanya pergi, hanya menyisakan beberapa keping huruf saja. 

Ketika mata mulai terbuka

Kini ku mengerti Bunda, bahwa itu memang tak pantas disandang.
Kini ku mengerti Bunda, bahwa itu aib yang tak seharusnya dilakukan.
Kini ku mulai mengerti Bunda, ketika semua yang ku lakukan dulu adalah salah.
Seharusnya Aku faham.

Aku berjalan tak hanya membawa namaku sendiri tapi ada namamu dan Ayah diatas kepalaku.
Andai ku buka mata dari dulu, mungkin tak ada sesal yang kurasa.
Ayah, maafkan Aku, yang tak pernah mau mengerti sesusah apa kau mencari sesuap nasi untukku.
Masih teringat jelas, ketika Aku meminta tanpa memberimu jeda, ketika Aku merengek, tanpa melihat bagaimana situasimu. Andai ku buka mata, mungkin akan ku tau bahwa panas, pegal, dingin bahkan sakit tak pernah Kau rasa.

Sesekali tak pernah ku mendengar kau mengeluh, “Aku lelah nak!”.
Andai dari dulu mataku terbuka, pasti tak akan ku buatmu marah karena kelakuanku, tak kubuat Kau mengelus dada karena sikapku.
Bunda, maafkan Aku. Andai kubuka mata, mungkin takkan ku buat kau menangis. Karena kini ku baru menyadari bahwa Kau adalah cahaya, membawa terang setiap mata ini mulai redup karena permasalahan dunia.

Bunda, kenapa Aku baru menyadari bahwa tutur lembutmu lebih manis dari para buaya jalang itu. Kenapa Aku baru menyadari bahwa pelukanmu sangat hangat.
Kenapa Aku baru menyadari bahwa tak ada tempat yang paling nyaman, selain di pangkuanmu.
Andai telah ku buka dari dulu.
Maafkan aku Ayah, Bunda.


Kdr, 09-11-2015

Wednesday 4 November 2015

Mengapa sih harus ODOJ?

Bismillahirrahmanirrohim,
One Day One Juz (ODOJ) merupakan salah satu progam yang diinisiasi oleh para Alumni Rumah Qur’an dengan memanfaatkan Instant Messager. Jadi setiap anggota yang sudah tergabung di ODOJ, dibagi menjadi beberapa group untuk saling mengingatkan dalam membaca Al-Quran.

Nah, kenapa sih harus ODOJ?
Tidak semua menganggap bahwa ODOJ berakibat baik, sebagian orang diluar sana ada juga yang menganggap bahwa ODOJ merugikan bagi mereka. Iya jelaslah! Ada hitam dan putih, mau dan tidak mau, suka dan tidak suka serta ada yang baik dan buruk. Manusia memang makhluk sempurna yang memiliki akal, namun dilain sisi juga ada nafsu yang tetap harus di kontrol.
Eitss...! Kembali lagi ke ODOJ.
Berikut keuntungan jika kita bergabung ke ODOJ :
1. Di jamin ketagihan.
Bagi yang masih males membaca Al-Qur’an, mending buruan gabung ke ODOJ! Awal mula memang sangat berat, namun lama-kelamaan rasanya sesuatu banget jika sehari saja tidak membaca Al-Quran.
2. Mendapat keluarga baru.
Meski kita memang belum pernah berjumpa dan hanya bertegur sapa lewat MEDSOS saja, tapi keramahan anggota yang lain menjadikan kita merasa memiliki keluarga baru. Yang saling mengingatkan, menasehati dan mendoakan. Santai saja, mereka nggak pada killer kok. Hixs...
3. Pandai mengatur waktu.
Setiap group ODOJ memiki 30 anggota yang setiap harinya diharuskan melapor, guna sebagai kontrol apakah Ia benar-benar sudah kholas 1 juz atau belum. Dengan adanya laporan, anggota pasti akan memberikan waktu kusus untuk Al-Qur’an, dan memikirkan cara bagaimana agar Ia mampu menyelesaikan 1 juz pada hari itu.

Masih banyak lagi manfaat ODOJ, namun terlepas dari semua itu yang perlu kita perhatikan juga adalah bagaimana cara menata niat. Ada pula orang yang berkata, “Jadi kita baca Al-Qur’an bukan karena Allah tapi karena laporan dong?”. Hadehh! Tidak perlu dipikir panjang-panjang, anggap saja ODOJ itu sebagai tasbih, jika ada itu, kita ingat dzikir, tapi kalau tidak membawa, sering kali kita lupa. Maqom kita bukan maqom para auliya’ atau pun para makrifat yang duduk aja mengingat ALLAH. Kebanyakan dari kite mah, ingat kalau lagi susah aja.

Ingat mas bro, mbak bro, kakak, cici, adik, tante, uni, ibu, bapak, kakek, nenek dan semuanyalah, kususnya penulis coretan ini. Hixs...
Kita yang butuh Al-Qur’an bukan Al-Quran yang butuh kita. Masih ingatkah jika Al-Qur’an adalah sebagai Assyifa’ atau obat, sebagai pedoman, penyejuk hati, motifasi diri, pengingat akan kebesaran Allah, pelebur segala emosi dan amarah, memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah dan masih banyak lainnya. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran hati, jernih jiwa, pikiran lapang, dan wajah yang bercahaya. Bukankah sudah banyak penelitian yang membenarkan Al-Qur’an?

Mari bersama-sama kita saling mengingatkan, lewat ODOJ salah satunya. Tak perlu saling memperdebatkan yang tidak penting. Semua kembali pada diri kita sendiri.
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.



Kediri, 04-11-2015


Tuesday 3 November 2015

Terkadang aku merasa sangat bodoh, mengharapkan sapaan yang jelas tak mungkin terjadi. Jika terjadi pun hanya 0.0001 persen.
Tapi dikain sisi ada bahagia dia tak menyapa, toh aku siapa?
Tak ada sapa sebenarnya lebih menguntungkanku, karena tulisan pun bisa menghanyutkan.
Cinta pun bisa timbul dari kebiasaan, termasuk kebiasaan jari ini berjalan menyapa lawan jenis. Jika benteng tak sekuat baja, malah bisa jadi berabe akirnya.
So,
Tuhan ajari aku untuk bersabar, menantinya dalam doa tanpa jumpa.
Dalam pinta tanpa sapa.
Dalam malam tanpa ada cahaya.
Dalam hayal yang hanya aku pemainnya.
Dalam penantian yang senantiasa bertaqwa.
Dalam tunggu tanpa pilu.

Sunday 1 November 2015

Biarkan hanya diamku yang terus berlari, mengikuti kagum, menelusuri setiap langkahnya. Tuhan, aku inginkannya ;mendekat.

Buang!
Bukan waktunya memikirkan siapa, tapi mau yang seperti apa.

Coba tengok pada kaca, apa Kau sudah pantas atau masih harus memantaskan?
Ingat! Semua sudah di atur.
Bincang-bincang dengan emak menjadi obat tersendiri jika kondisi lagi galau.
"Mak, kemarin ana no ketemu sama si Mr.Amd. Manis, dekik." Seperti biasa menghabiskan hari dgn curhat- curhat lebay.
"Ditinggali ngluyur wae mengko, ra jelas, bayarane gek piro." sahut beliau.
"Mesti lak ningali nikune. Gek-gek dia anak nomer satu. Mboten angsal maleh."
"la opo anak nomor siji."
"mboten ngertos to, susah ya jadi anak nomor 3. Ngoten niku lak wonten syarate to mak."
"gak syarat-syaratan, yo nek gak kuat. Ra oleh yo ra oleh"

Hufftt...
"Kang A enggeh mboten angsal, angsal ngoten lo mak."
"Iyo ya si A uapik, pinter, ganteng,"
"Tapi mboten angsal." Sahutku kecewa.
 Berharap dengan bumbu-bumbu manis memperindah, memuji tapi tetap saja tidak boleh.
"Angsal enggeh mak!"
"Gak oleh, pengen rabi to? Tak golekne ye?"
"Mboten, nek mak e mesti ningali duwek e. Nek kang e nek madosne lak ditingali sedoyone."
"Yo iyo to... Awakmu petaklik an, sing di golek i yo opo?"
"La enggeh to, uang bisa dicari tapi org yang seperti itu. Garai dongane jenengan ngoten. Mboten nopo-nopo enggeh?"
Ane heran, kalau gak uang ya adat. Sempat kemarin bertemu dengan seseorang yang curhat jika adiknya masih lajang tapi hanya guru agama, gajinya gak seberapa.
Hadeh, ini orang sama aja. Kalau Si Emak kental banget di adatnya, ini orang liat uangnya.
Mpun pasrah gusti, penting niki rumiyen...
allahummaj alni min ahli qiyam syiam wal quran. Aamiin

Saturday 31 October 2015

Sembap masih belum lenyap.
Malam membawa diri ini semakin lelap mengarungi gelap penuh pernik kesemuan dunia. Ia memang datang tanpa rupa serta memaksa, jika waktunya tiba Ia datang melepas tawa tak perduli apa pangkat atau lekat.
Bodoh!
Ternyata aku masih takut akan kedatangannya.
Kdr, 20 okt
Di ujung sana penuh bisikan, "Sudahlah! Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya bukan?"
Ku telusuri satu per satu kata yang keluar dari mulutnya
BASI
Aku membenci cahaya, jika ada Ia yang mematikan semua
Malam enggan sepi, penuh riuh sabar luntur
Sudahlah!
Mari kembali!
Kdr, 24 okt 2015
Mungkinkah setiap harap diujung huruf yang ku ukir tentangmu, bisa menjadi kenyataan?
Atau hanya berlalu lepas begitu saja.
Entahlah! Jumpa malam itu seperti menjadi ukiran baru dalam anganku. Setiap kata meluapkan semua.
Apakah itu cinta atau kagum?
Kuharap Tuhan segera mengirimkan jawaban lewat merpati indahnya. Agar lenyap penantian dan hangus seluruh harapan.
Kdr, 31 Okt

Friday 30 October 2015

The first meeting

Terimakasih untuk suara indahnya. Terimakasih untuk jumpa yg hanya sekelibat mata.
Getaran yg timbul memberi suatu keyakinan that you are my life...
Ciee ilehh.. Gr ente!
Gr???
Itukan hakku...
Maaf ya!
Heeyy mr! Selamat, mimpiku tidak berbohong.
Sedikit bincang malam itu memang membawaku hanyut akan kagum, tapi kuharap tidak berhenti disitu saja. Tuhan mampu mengirimkan bala tentaranya untuk menuntunku tau lebih tentangmu. Karena aku manusia, nasibku ada ditangan Tuhanku.
Jika boleh aku berharap Kau mendekat beberapa senti dari tempatku berpijak. Tapi mana mungkin?
Apakah kau sama denganku?
Atau hanya ini hayalku?
Tuhan, segera tunjukkan aku jawaban akan semuanya.
Ngk, 29 Okt
Kilau malam menyusuri jlan, memandang cinta disetiap nanar membuka.
Pupil menghitam, tertutup buta dunia.
Kagum sungguh membawaku jariku menari.
Jika memang iya, segeralah!
Ngk, 29 Okt
Mungkin indah jika waktu mau berpihak padaku, ingin ku pinta padanya, aku ingin seperti mereka, yang menghabiskan hari dengan cinta pada Robbnya.
Yang menggali ilmu tiada henti. Yang menyerahkan diri padaNya.
Aku iri Tuhan, pada mereka.
Sambil memandang mereka dengan lantunan cinta, membuat hati ini teriris.
Bisakah ku nikmati lagi muda dengan Qur' an dan kitab?
Jikalau tidak segera pertemukan aku dengan Dia yang benar-benar ingin berdiri dalam ridhomu. Aamiin
Ngk, 28 Okt

Wednesday 28 October 2015

"Hay!" sapanya remang lewat bayang.
Kita memang tak pernah ada tegur nyata, hanya bingkisan indah dari Tuhan yang mengantarkanmu menghiasi mimpiku.
Pertanda apa? Anda siapa? Mengapa anda?
Karena bukan sekali tuan!
Jika memang Tuhan berkehendak, dekatkan!
Jika tidak, jangan kau hadirkan dia dalam mimpiku. Karena aku hanya abdi  yang menjangkau syariah pun belum mampu. Hatiku jauh dari Aisyah, Khotijah apalagi Robiah al adawiyah.

Harapanku terlalu tinggi berdiri pada puncaknya. Jujur saja aku lelah, berdiri diantara harapan-harapan semu itu. Membosankan. Pastaskah jika aku berharap yang demikian itu, jika kaca saja bahkan tak mampu memantulkan bayangan. Terlalu buruk.
Aku inginkannya.. Aku berharap itu dia.. Jika bukan dia... Carikan dia lain yg setara dengannya bisa membawaku semakin mendekatkan diri denganMu.

Sunday 18 October 2015

Kabut sunyi di ujung sepi, menyebar memenuhi kealpaan hati. Tersayat rindu akan hadirnya dambatan hati, yang lama bersembunyi dalam pelukan Ilahi.
Hay kau!
Tak bisakah coba menyapa, walau dalam mimpi semata.
Tak bisakah kau menoleh, sekejap saja. Aku mohon!

Thursday 15 October 2015

KARENA KEBENARAN TAK BERHENTI DI MATA

Semua mata menatap tajam, seolah satu persatu sorotan itu ingin membunuhku. Kakak, adik, ayah bahkan paman mulai meruntuhkan kepercayaannya. Terserahlah! Aku tak perduli mereka, tapi Ibu, Aku tak tau apakah beliau mengikuti mereka atau memang bisa membaca jika aku tak bersalah.
"Ibu, percayalah! Bukan aku yang mengambil uang itu"
Kosong, beliau hanya terus memandang lantai tanpa sedikit pun mau memalingkan wajahnya. Beribu serapah keluar dari mulut ayah,
"Kamu! Apa pernah ayah mengajarimu mencuri, anak gadis tak tau diuntung!" Plaaaakk, satu tamparan mendarat dipipiku. Ibu hanya menangis dan langsung menyuruhku ke kamar. Entah! Apa aku harus menangis atau seperti apa, aku berteriak pun tak ada yang mau menghiraukannya.
---Bersambung!

Wednesday 14 October 2015

Gulungan roti itu masih bisa saja digunakan walau telah berjamur. Karenanya dia mampu menghidupi anaknya hingga sarjana. Ingat! Hanya gulungan roti. Jangan remehkan benda kecil karena yang kecil bisa lebih besar dari pada yang besar ketika mereka percaya bahwa mereka bisa. Terlakang yang besar hanya meremehkan karena ada. Tapi jauh berbeda dengan yang kecil, Ia akan terus berusaha dengan tekat yang kuat untuk menjadi besar. Tak perduli seberapa kali Ia gagal, yang diketahuinya pasti berhasil.

Ayo jadi muslimah cerdas!

Cinta bukanlah perkara nyanyian manis berbungkus nafsu saja tapi cinta juga butuh komitmen untuk tetap istiqomah menuju ridhoNya cah. Maka dari itu ayo kita jadi muslimah cerdas! yang mrngedepankan akhlaq dan intelektual yang tinggi.
"Muslimah kok bodoh."
Hadeehh udah gak jaman kali cah, sekarang ntuh 2015 gak cerdas itu gak keren. Buktikan kepada dunia bahwa intelek- intelek di dunia ini diisi oleh muslim dan muslimah.
Buktikan bahwa kita muslimah berakhlak pun berprestasi. Ingat cah! Kita makhluk sempurna yang diberi kesempatan berfikir jadi apa gunanya otak kita jika hanya disimpan rapi dalam lemari.

Monday 12 October 2015

Teruntukmu sayang!

Diamlah sebentar saja, jangan kau bawa aku hanyut dalam kelam yang petang.
Ku mohon! Jangan kau biarkan buliran mengalir di pipi.

“syafakillah syifaan ajilan , syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman” aamiin.

Sayang, kau mutiara yang berharga di keluarga, meski kau jauh dari kami tapi setidaknya pintaku hanya jaga kesehatanmu. Bagaimana rasanya jika hati ini ditumpuk rindu dan pilu karena kabar bahwa Allah sedang mengujimu dengan sakit. Kau tau! Betapa bangganya kakakmu ini memiliki adik sepertimu yang mampu membanggakan emak dan bapak.
Aku pun sering kali iri. 
Ingin rasanya, aku kembali menjadi adikmu, karena memang aku merasa tak pantas menjadi seorang kakak.

Sayang, bagaimana aku harus mengatakan kepada mereka akan kabarmu? Jika mulutku saja hanya mampu bungkam.
Jaga dirimu sayang, perjalanan kita masih panjang untuk memulyakan mereka.

Kdr, 12-10-2015


Di pojok kamar seorang remaja meminta agar dunia tak lagi mengoyaknya. Ia terus memutar butiran- butiran melingkar di tangan, berharap satu persatu kelam bersama alunan nada cinta yang Ia dendangkan. 
"Oh...Robby! Terimakasih, tak Kau cabut uratku kala gelap menyelimuti hati. "Terimakasih, karena Engkau masih mau mendengar pun mengabulkan pinta, walau acap kali godaan iblis melupakanMu."

Sunday 11 October 2015

Penghulu Abjad


Ia lenyap dalam buaian abjad
Memasangkan vokal dengan konsonan
Mengitari malam penuh rayuan
Kau tau, siapa Ia?
Penghulu abjad
Pemersatu cinta, lewat dengungan kata di ujung jarinya
Satu persatu, hingga kata 'Sah' muncul dari sanubari
Kau Peng-hu-lu a-b-j-a-d

Saturday 10 October 2015

Hal yang paling membosankan adalah bertemu dengan dia ; Resah. Godaan setan yang menyebalkan. Aku membenci resah, Ia hanya menjadi taazur untuk setiap langkahku. Kedatangannya hanya merusak semua suasana. Merubah kilauan cahaya di hati menjadi pekat. Bagaimana cara mengusirnya?

Oh.. Tuhan!

Sepak dia, gantikan resah menjadi bahagia yang tak terkira. Sehingga tak ada murung menghampiri atau jenuh seorang diri. 

Mata cinta

Kau tau apa yang paling aku suka darimu? 
Tatapan matamu,
Tatapan matamu yang tak pernah berbohong.
Tatapan matamu yang tak lelah bercerita.
Kini Ia telah bersatu dalam hatiku, menjadi panca indra terakhir yg tak boleh pergi meninggalkanku.
Menemaniku menepis hari dengan rayuan canda berirama merdu.
Ia cinta, mata cinta

Jodoh dijodohkan

Mentari mulai menampakkan senyum manis di wajahnya. Semua berubah ketika tuhan mengganti malam menjadi pagi, pun semua beban terbawa mimpi mengarungi gelap. Seperti biasanya, rutinitas jika libur kerja adalah mengantar emak ke pasar. Imaji adalah hal yang menyenangkan untuk diselami ketika merasa sangat membosankan menunggu. Remang-remang terdengar bising bapak- bapak dan ibu-ibu yang membicarakan rekannya.
"Oalah ini tadi anaknya emak to?" Kata seseorang yang duduk disampingku. Makku hanya menyautnya dengan senyuman. Percakapan semakin panjang ketika mereka mengatakan masalah jodoh. Yang mau memperkenalkan dengan anaknyalah, saudaranya, bahkan tetangga. Haiiissshh...
"Kenapa gak dibawa dari dulu? Sahut salah satu rekan mak.
"Hellooo... Terus ngapain?" Batinku.
"Anak sekarang itu mana mau dijidohkan, facebook aja sak duambrek karek milih." Ujar seorang Ibu-ibu parubaya sambil berlalu.
"Ohh.. Noo... Gue berbeda kali bude, tapi bukan berarti Gue orang lama. Jika yg lain berfikir demikian maka aku tidak."
Dulu memang aku paling tidak suka dengan yang namanya perjodohan, tapi seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa belum tentu pilihanku yang terbaik. Toh! Mana ada orang tua yg menginginkan yang buruk? Gak adakan? Termasuk masalah jodoh.

Sunday 4 October 2015

Penjilat Sebenarnya

Penjilat Sebenarnya
Karya : Fitri Andriana

Disana seorang kakek duduk bercerita, tentang masa yang indah katanya
Rayap-rayap menggerogoti hingga tak tersisa
Semut menggigit menyisakan luka
Tetesan peluh menggumpal ;geram
“Bagaimana nasib bangsa, jika pemudanya diperodoh yang bodoh?” Tanyanya
Entahlah!
Rakus menjelma menjadi setan suci tak berdosa
Manusia termatikan benda mati
Menghasut, menggeret pun menyeret
Moral tergadai akhlak mengandai
Kursi raja menggoda ;merubahnya
Iblis bersemayam dalam dada, hingga Ia menjadi penjilat sebenarnya


Kediri, 27 September 2015

Wanita Tereksekusi

Wanita Tereksekusi
Karya : Fitri Andriana

Dunia sungguh kejam!
Memenjaraku dalam jeruji berapi
Membelengguku dengan rantai besi
Mengepungku penuh umpatan benci

Oh, Tuan. . .
Busa dimulutmu bahkan tak mampu menyapu sialku
Hanya celoteh basi tak berisi
Jika malam jalanku, itu pilihan bukan kesalahan
Siangku lelap, malamku lenyap
Berteman dengan buaya-buaya bringas, lampiasan nafsu bejat
Ini jalanku tuan!
Makan atau mati?
Terkapar atau lapar?
Caci atau nasi?

Aku ;wanita tereksekusi dari cahaya nurani




Kediri, 27 September 2015
Kita
Dua otak namun satu
Dua nama namun satu
Dua berbeda namun satu
Dua lokasi namun satu
Dua pemikiran namun satu
Dua beda namun satu







Kdr, 04-10-2015

Saturday 26 September 2015

Radio lusuh terputar, penuh riuh gemuruh masa
Dulu, sekarang, akan datang ;menyerang
Mendengung-dengung mengguncang
Gendang pecah, daun patah
Masa tak kenal mata
Ia menjelma bak rupa tanpa nyata


Kdr, 25 Sept


Friday 18 September 2015

Ampas hitam pekat menempel lekat di dasar cangkir. Telunjuk masih terus memutar-mutar, mengelilingi suluruh ruangan. 
"Ah, dimana cinta? Apa dia hanyut bersama si hitam ini? entahlah!"


Kdr, 17-09-2015
"Sudah dibilang dari dulu jangan jadi orang bodoh, tau sendirikan akibatnya!"
Jika mampu kuputar waktu, ingin ku kembali menerangi lorong-lorong gelap yang ku biarkan mati
Jika ku diijinkan menyibak masa, maka lampaulah yang ku tuju pertama.
Karena apa?
Karena banyak lilin yang ku biarkan padam tanpa nyala.



Kdr, 17 Sept 2015

Tuesday 15 September 2015

Sholeh kok pacaran

Angin terus berhembus mengisi seluruh ruangan dengan debu yang Ia bawa.
“Aisshh… angiiiin! Kapan bisa bersih, kalau nyapu debunya balik mulu?” Gerutu ica dengan mengulang ulang sapuannya dari awal.
“Kenapa to ca? wong angin nggak  salah apa-apa, ente salahin mulu!” Sahutku.
“Habis si angin bawa debu mulu, jengkel tau zah!”
“Tapi nggak perlu manyun pula kali mulutnya.”
“Ah, kau zah! Selalu seperti itu, coba sini kamu gantiin aku nyapu!”
“Upss… Tidak boleh, “
“Kata emak, menyapu itu tidak boleh pindah tangan nanti jodohnya pindah juga.”Ah! Kau ini selalu saja kata emak, kapan pula kata bapak?” Katanya menyela.
“Ha-ha-ha…, itu kamu sudah hafal. Udah buruan diselesaikan! Ini berkas numpuk, tanganku sudah melambai-lambai ke kamera.”


Ahh…,
Mungkin aku dulu layaknya kertas putih ini, yang tak mampu bertahan putih. Karena lingkungan ingin terus mencoretnya. Dan bodohnya, banyak coretan merah yang aku terima tanpa berfikir kedepannya.
“Zah! Hooeeeyyyy!” Teriaknya membangunkanku.
“I… i… ya-iya, kenapa ca?”
“Aisshh… Kamu mah! Lagi ngelamunin si mas manis tadi ya?”
“Apaan to ca, udah urutkan data yang ada di kertas ini, nanti sudah harus diserahkan ke BAK.”
Tangan kami pun mulai memilah-milah kertas berisi data mahasiswa baru untuk proses perekapan. Kami bukan orang sibuk bro, hanya haus kesibukan saja. Ha-ha-ha…,
“Zah, ane benci deh sama Mas Ari!”
“Memangnya kenapa Ca, cowok ganteng kok dibenci. Gitu-gitukan juga pacarmu.”
“Iya sih zah, masak aku ke kampus suruh pakek kerudung Rabbani. Aku nggak suka zah!” Gerutu Ica sembari membanting HP ke atas tasnya.
“Memangnya kenapa dengan rabbani? diakan baik hati, tidak sombong dan suka menabung.”
“Izahhh!” Teriaknya geram.
“Ha-ha-ha.., iya-iya non, tapi benar lo rabbani nggak salah.”
Mbohhlah zah!”
“Dan akhirnya, Ica mulai marah.” Kataku dengan nada ngebass.
“Bagaimana nyamanmu aja ca, yang penting tidak melanggar syariat. Toh! Dia juga bukan suamimu.”Dibilangin Singgle itu enak, tetap aja nggak percaya.”
“Bukannya nggak percaya zah, kesempatan tidak datang dua kali.”Siapa yang bisa nolak! udah ganteng, pemain basket, Idola kampus plus sholeh pula!”
“Sholeh kok pacaran!”
“Izaaaahhhh! Tetap saja, doakan gitu biar beneran jadi suami.”
“Aamiin.”




Kdr, 15-09-2015


Monday 14 September 2015

14'09'2015

Kesempatan atau anugrah???
Terimakasih untuk cinta yang tak pernah enggan beranjak pergi.
Terimakasih untuk sayang yang tak pernah lelah mendampingi.
Waktu memangkasnya, tak tau kapan Ia tiba. Pun koperku! masih sangat ringan untuk dijinjing. 
Jika Ia datang, bisakah aku menamparnya? meminta agar menjauh lagi beberapa mil.

Kdr, 14-09-2015


Thursday 10 September 2015

This is Me

Apa? Cerewet katanya. Hahaha…, memang aku cerewet. Sungguh tak heran, jika ada yang mengatakan demikian. This is me. Banyak orang yang baru mengenaliku, pasti mengira aku pendiam, tapi berbanding terbalik jika mereka sudah mengetahui siapa aku.
“Edyan tenan.”
“Gila ente kak,”
“Streeesss tenan sampyan mbk,”
Dan masih banyak yang lainnya. Bahkan pernah dikatakan gila, hanya karena beberapa larik tulisanku yang mampang di beranda.


Cinta, bisakah kau peluk aku lebih erat!
aku ingin menghabiskan malam denganmu, melepas rindu yang lama terbungkus nafsu.
Kdr, 130815


Dan kalian tau bagaimana responnya..,
 "Rindu yg lama terbungkus nafsu"
bukan rindu yg terbungkus cinta?
Kamu nafsuan ya?
“Cinta terbungkus nafsu? Nafsuan banget, yes.
“mbok mbok mbok....buket edaaan.”

Aku tertawa terbahak-bahak ketika membaca komen mereka kala itu. Kenapa?
Aku teringat akan cerita Abu Nawas yang dituduh meminum khomar bahkan hendak dimasukan ke penjara karena syairnya. Dengan mantab beliau menjawab,
“Bukankah itu sudah dinashkan dalam kitabnya, Asy-Syu’ara.”

Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan (nya)?,
(Asy-Syu’ara, 224-225)


Judul : Mengapa


Tepat dua puluh satu tahun yang lalu
Tangisan terdengar di sudut kamar lusuh penuh debu
Ribuan hamdalah melauti rindu
Sembilan bulan dibopong Ibu

Pun satu persatu tahun dikikis waktu
Mengapa jantungku masih berdetak?
Sedangkan haya’ tergeletak
Mengapa masih mampu berkata?
Sedangkan mulutku tetap menganga
Mengapa tuhan?
Mengapa aku masih berdiri?
Sedangkan aku tak mampu berlari
Mengapa?

Lonceng berbunyi, bertanda umur berkurang lagi
 “Selamat ulang tahun.”Katanya
Kemudian apa yang mampu ku bangga
Sedangkan Izrail berjalan semakin mendekat


Kediri, 10 September 2015

Wednesday 9 September 2015

Mbohlahhhh

08 September 2015…
Hari ini adalah hari terakir untuk acara OSPEK di kampusku. Seperti tahun sebelumnya, ada malam inagurasi dengan berbagai penampilan dari anak-anak senior setiap UKM. Dan tahun ini, aku bukan lagi peserta tapi panitia.
“Fitri!” Panggilan tersebut terdengar dari gerumbulan temen-temen UKM yang duduk di belakang peserta.
“Apa kak?”
“Sini, duduk sama aku!” Pintanya. Aku berjalan menghampiri mereka, dan mengambil posisi duduk di tenggah, hanya seseorang di kananku yang aku kenal. Lainnya, begitu asing. Aku mencoba akrab dengan mereka, mulai mengajak berbicara dan belajar menyesuaikan diri dimana tempatku. Satu perempuan di kiriku beranjak berdiri dan pergi.
“Kemana mbk?”tanyaku.
“Kesana fit, mau ikut?”
“Gak mbak, nanti aku nyusul kalau inagurasi sudah dimulai saja.”
Kini tanggal satu perempuan yang berada di kananku serta beberapa orang yang pandangannya asik ke peserta. Tiba-tiba seseorang laki-laki datang dengan sebatang rokok ditangganya.
“Hay bang, rokok!” Teriak perempuan yang ada disampingku. Kemudian lelaki tersebut, menyodorkan sisa rokoknya untuk perempuan tersebut.
Dalam anganku, “Ahh…, mungkin  dia pacarnya kemudian tak ingin melihat Si laki merokok.” Ternyata tidak, yang ku kira membuang, ternyata hanya meneteknya. Ia menaruh batang rokok tersebut di bawah agar tidak terlihat orang. Aku orang kepo, yang masih penasaran mau diapakan rokok tersebut. Dengan kaget plus mulut mlengo membentuk huruf O, ternyata perkiraankanku salah. Asap mengepul Ia keluarkan dari bibir manisnya. “Apa? Dia cewek, cantik, berjilbab pula.”

Mbohlahhhh…!!!! Males mikir.
Setidaknya dia berjilbab.



Monday 7 September 2015

Harapku masih berada di posisi tertinggi, sehingga kau tau apa yang terjadi?
Dia masih memimpin dan enggan turun. Terkadang membencinya, tapi terkadang pula aku merindukannya. Tanpa harap mungkin aku tak mampu mencapai banyak hal. Tetapi adakalanya, dia sangat menjengkelkan. Karena selalu tingginya dia, malah terkadang membuatku sakit.


Kdr, 07-09-2015

Wednesday 2 September 2015

Bersujudlah! Jangan Ragu

Oleh : Fitri Andriana



Meski aku lelah menghadapi semuanya, ada satu yang tak membuatku lelah. BERSUJUD. Jika dunia sudah terasa sangat menyesakan, otak sudah terasa penuh dan tak sanggup menampungnya. Maka hal yang paling menyenangkan adalah bersujud. Entahlah! Ketika ku mulai menurunkan kepalaku, serasa semua masalah yang ada didalamnya ikut mengalir turun.
Coba nikmati dan salami diakir sujudmu, jangan ragu melakannya. Kalian pasti bisa merasakan apa yang aku rasakan.
“Subhana rabbiyal a’la wabihamdihwabihamdihi.” Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya.
Tidak ada batasan untuk membacanya, tidak harus tiga kali boleh seratus atau bahkan seribu kali.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
“Bersujudlah! jangan ragu” Pesan ini, untukku.


Kediri, 02-09-2015



 
AZ-ZHAFIROH Blogger Template by Ipietoon Blogger Template