Saturday 31 October 2015

Sembap masih belum lenyap.
Malam membawa diri ini semakin lelap mengarungi gelap penuh pernik kesemuan dunia. Ia memang datang tanpa rupa serta memaksa, jika waktunya tiba Ia datang melepas tawa tak perduli apa pangkat atau lekat.
Bodoh!
Ternyata aku masih takut akan kedatangannya.
Kdr, 20 okt
Di ujung sana penuh bisikan, "Sudahlah! Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya bukan?"
Ku telusuri satu per satu kata yang keluar dari mulutnya
BASI
Aku membenci cahaya, jika ada Ia yang mematikan semua
Malam enggan sepi, penuh riuh sabar luntur
Sudahlah!
Mari kembali!
Kdr, 24 okt 2015
Mungkinkah setiap harap diujung huruf yang ku ukir tentangmu, bisa menjadi kenyataan?
Atau hanya berlalu lepas begitu saja.
Entahlah! Jumpa malam itu seperti menjadi ukiran baru dalam anganku. Setiap kata meluapkan semua.
Apakah itu cinta atau kagum?
Kuharap Tuhan segera mengirimkan jawaban lewat merpati indahnya. Agar lenyap penantian dan hangus seluruh harapan.
Kdr, 31 Okt

Friday 30 October 2015

The first meeting

Terimakasih untuk suara indahnya. Terimakasih untuk jumpa yg hanya sekelibat mata.
Getaran yg timbul memberi suatu keyakinan that you are my life...
Ciee ilehh.. Gr ente!
Gr???
Itukan hakku...
Maaf ya!
Heeyy mr! Selamat, mimpiku tidak berbohong.
Sedikit bincang malam itu memang membawaku hanyut akan kagum, tapi kuharap tidak berhenti disitu saja. Tuhan mampu mengirimkan bala tentaranya untuk menuntunku tau lebih tentangmu. Karena aku manusia, nasibku ada ditangan Tuhanku.
Jika boleh aku berharap Kau mendekat beberapa senti dari tempatku berpijak. Tapi mana mungkin?
Apakah kau sama denganku?
Atau hanya ini hayalku?
Tuhan, segera tunjukkan aku jawaban akan semuanya.
Ngk, 29 Okt
Kilau malam menyusuri jlan, memandang cinta disetiap nanar membuka.
Pupil menghitam, tertutup buta dunia.
Kagum sungguh membawaku jariku menari.
Jika memang iya, segeralah!
Ngk, 29 Okt
Mungkin indah jika waktu mau berpihak padaku, ingin ku pinta padanya, aku ingin seperti mereka, yang menghabiskan hari dengan cinta pada Robbnya.
Yang menggali ilmu tiada henti. Yang menyerahkan diri padaNya.
Aku iri Tuhan, pada mereka.
Sambil memandang mereka dengan lantunan cinta, membuat hati ini teriris.
Bisakah ku nikmati lagi muda dengan Qur' an dan kitab?
Jikalau tidak segera pertemukan aku dengan Dia yang benar-benar ingin berdiri dalam ridhomu. Aamiin
Ngk, 28 Okt

Wednesday 28 October 2015

"Hay!" sapanya remang lewat bayang.
Kita memang tak pernah ada tegur nyata, hanya bingkisan indah dari Tuhan yang mengantarkanmu menghiasi mimpiku.
Pertanda apa? Anda siapa? Mengapa anda?
Karena bukan sekali tuan!
Jika memang Tuhan berkehendak, dekatkan!
Jika tidak, jangan kau hadirkan dia dalam mimpiku. Karena aku hanya abdi  yang menjangkau syariah pun belum mampu. Hatiku jauh dari Aisyah, Khotijah apalagi Robiah al adawiyah.

Harapanku terlalu tinggi berdiri pada puncaknya. Jujur saja aku lelah, berdiri diantara harapan-harapan semu itu. Membosankan. Pastaskah jika aku berharap yang demikian itu, jika kaca saja bahkan tak mampu memantulkan bayangan. Terlalu buruk.
Aku inginkannya.. Aku berharap itu dia.. Jika bukan dia... Carikan dia lain yg setara dengannya bisa membawaku semakin mendekatkan diri denganMu.

Sunday 18 October 2015

Kabut sunyi di ujung sepi, menyebar memenuhi kealpaan hati. Tersayat rindu akan hadirnya dambatan hati, yang lama bersembunyi dalam pelukan Ilahi.
Hay kau!
Tak bisakah coba menyapa, walau dalam mimpi semata.
Tak bisakah kau menoleh, sekejap saja. Aku mohon!

Thursday 15 October 2015

KARENA KEBENARAN TAK BERHENTI DI MATA

Semua mata menatap tajam, seolah satu persatu sorotan itu ingin membunuhku. Kakak, adik, ayah bahkan paman mulai meruntuhkan kepercayaannya. Terserahlah! Aku tak perduli mereka, tapi Ibu, Aku tak tau apakah beliau mengikuti mereka atau memang bisa membaca jika aku tak bersalah.
"Ibu, percayalah! Bukan aku yang mengambil uang itu"
Kosong, beliau hanya terus memandang lantai tanpa sedikit pun mau memalingkan wajahnya. Beribu serapah keluar dari mulut ayah,
"Kamu! Apa pernah ayah mengajarimu mencuri, anak gadis tak tau diuntung!" Plaaaakk, satu tamparan mendarat dipipiku. Ibu hanya menangis dan langsung menyuruhku ke kamar. Entah! Apa aku harus menangis atau seperti apa, aku berteriak pun tak ada yang mau menghiraukannya.
---Bersambung!

Wednesday 14 October 2015

Gulungan roti itu masih bisa saja digunakan walau telah berjamur. Karenanya dia mampu menghidupi anaknya hingga sarjana. Ingat! Hanya gulungan roti. Jangan remehkan benda kecil karena yang kecil bisa lebih besar dari pada yang besar ketika mereka percaya bahwa mereka bisa. Terlakang yang besar hanya meremehkan karena ada. Tapi jauh berbeda dengan yang kecil, Ia akan terus berusaha dengan tekat yang kuat untuk menjadi besar. Tak perduli seberapa kali Ia gagal, yang diketahuinya pasti berhasil.

Ayo jadi muslimah cerdas!

Cinta bukanlah perkara nyanyian manis berbungkus nafsu saja tapi cinta juga butuh komitmen untuk tetap istiqomah menuju ridhoNya cah. Maka dari itu ayo kita jadi muslimah cerdas! yang mrngedepankan akhlaq dan intelektual yang tinggi.
"Muslimah kok bodoh."
Hadeehh udah gak jaman kali cah, sekarang ntuh 2015 gak cerdas itu gak keren. Buktikan kepada dunia bahwa intelek- intelek di dunia ini diisi oleh muslim dan muslimah.
Buktikan bahwa kita muslimah berakhlak pun berprestasi. Ingat cah! Kita makhluk sempurna yang diberi kesempatan berfikir jadi apa gunanya otak kita jika hanya disimpan rapi dalam lemari.

Monday 12 October 2015

Teruntukmu sayang!

Diamlah sebentar saja, jangan kau bawa aku hanyut dalam kelam yang petang.
Ku mohon! Jangan kau biarkan buliran mengalir di pipi.

“syafakillah syifaan ajilan , syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman” aamiin.

Sayang, kau mutiara yang berharga di keluarga, meski kau jauh dari kami tapi setidaknya pintaku hanya jaga kesehatanmu. Bagaimana rasanya jika hati ini ditumpuk rindu dan pilu karena kabar bahwa Allah sedang mengujimu dengan sakit. Kau tau! Betapa bangganya kakakmu ini memiliki adik sepertimu yang mampu membanggakan emak dan bapak.
Aku pun sering kali iri. 
Ingin rasanya, aku kembali menjadi adikmu, karena memang aku merasa tak pantas menjadi seorang kakak.

Sayang, bagaimana aku harus mengatakan kepada mereka akan kabarmu? Jika mulutku saja hanya mampu bungkam.
Jaga dirimu sayang, perjalanan kita masih panjang untuk memulyakan mereka.

Kdr, 12-10-2015


Di pojok kamar seorang remaja meminta agar dunia tak lagi mengoyaknya. Ia terus memutar butiran- butiran melingkar di tangan, berharap satu persatu kelam bersama alunan nada cinta yang Ia dendangkan. 
"Oh...Robby! Terimakasih, tak Kau cabut uratku kala gelap menyelimuti hati. "Terimakasih, karena Engkau masih mau mendengar pun mengabulkan pinta, walau acap kali godaan iblis melupakanMu."

Sunday 11 October 2015

Penghulu Abjad


Ia lenyap dalam buaian abjad
Memasangkan vokal dengan konsonan
Mengitari malam penuh rayuan
Kau tau, siapa Ia?
Penghulu abjad
Pemersatu cinta, lewat dengungan kata di ujung jarinya
Satu persatu, hingga kata 'Sah' muncul dari sanubari
Kau Peng-hu-lu a-b-j-a-d

Saturday 10 October 2015

Hal yang paling membosankan adalah bertemu dengan dia ; Resah. Godaan setan yang menyebalkan. Aku membenci resah, Ia hanya menjadi taazur untuk setiap langkahku. Kedatangannya hanya merusak semua suasana. Merubah kilauan cahaya di hati menjadi pekat. Bagaimana cara mengusirnya?

Oh.. Tuhan!

Sepak dia, gantikan resah menjadi bahagia yang tak terkira. Sehingga tak ada murung menghampiri atau jenuh seorang diri. 

Mata cinta

Kau tau apa yang paling aku suka darimu? 
Tatapan matamu,
Tatapan matamu yang tak pernah berbohong.
Tatapan matamu yang tak lelah bercerita.
Kini Ia telah bersatu dalam hatiku, menjadi panca indra terakhir yg tak boleh pergi meninggalkanku.
Menemaniku menepis hari dengan rayuan canda berirama merdu.
Ia cinta, mata cinta

Jodoh dijodohkan

Mentari mulai menampakkan senyum manis di wajahnya. Semua berubah ketika tuhan mengganti malam menjadi pagi, pun semua beban terbawa mimpi mengarungi gelap. Seperti biasanya, rutinitas jika libur kerja adalah mengantar emak ke pasar. Imaji adalah hal yang menyenangkan untuk diselami ketika merasa sangat membosankan menunggu. Remang-remang terdengar bising bapak- bapak dan ibu-ibu yang membicarakan rekannya.
"Oalah ini tadi anaknya emak to?" Kata seseorang yang duduk disampingku. Makku hanya menyautnya dengan senyuman. Percakapan semakin panjang ketika mereka mengatakan masalah jodoh. Yang mau memperkenalkan dengan anaknyalah, saudaranya, bahkan tetangga. Haiiissshh...
"Kenapa gak dibawa dari dulu? Sahut salah satu rekan mak.
"Hellooo... Terus ngapain?" Batinku.
"Anak sekarang itu mana mau dijidohkan, facebook aja sak duambrek karek milih." Ujar seorang Ibu-ibu parubaya sambil berlalu.
"Ohh.. Noo... Gue berbeda kali bude, tapi bukan berarti Gue orang lama. Jika yg lain berfikir demikian maka aku tidak."
Dulu memang aku paling tidak suka dengan yang namanya perjodohan, tapi seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa belum tentu pilihanku yang terbaik. Toh! Mana ada orang tua yg menginginkan yang buruk? Gak adakan? Termasuk masalah jodoh.

Sunday 4 October 2015

Penjilat Sebenarnya

Penjilat Sebenarnya
Karya : Fitri Andriana

Disana seorang kakek duduk bercerita, tentang masa yang indah katanya
Rayap-rayap menggerogoti hingga tak tersisa
Semut menggigit menyisakan luka
Tetesan peluh menggumpal ;geram
“Bagaimana nasib bangsa, jika pemudanya diperodoh yang bodoh?” Tanyanya
Entahlah!
Rakus menjelma menjadi setan suci tak berdosa
Manusia termatikan benda mati
Menghasut, menggeret pun menyeret
Moral tergadai akhlak mengandai
Kursi raja menggoda ;merubahnya
Iblis bersemayam dalam dada, hingga Ia menjadi penjilat sebenarnya


Kediri, 27 September 2015

Wanita Tereksekusi

Wanita Tereksekusi
Karya : Fitri Andriana

Dunia sungguh kejam!
Memenjaraku dalam jeruji berapi
Membelengguku dengan rantai besi
Mengepungku penuh umpatan benci

Oh, Tuan. . .
Busa dimulutmu bahkan tak mampu menyapu sialku
Hanya celoteh basi tak berisi
Jika malam jalanku, itu pilihan bukan kesalahan
Siangku lelap, malamku lenyap
Berteman dengan buaya-buaya bringas, lampiasan nafsu bejat
Ini jalanku tuan!
Makan atau mati?
Terkapar atau lapar?
Caci atau nasi?

Aku ;wanita tereksekusi dari cahaya nurani




Kediri, 27 September 2015
Kita
Dua otak namun satu
Dua nama namun satu
Dua berbeda namun satu
Dua lokasi namun satu
Dua pemikiran namun satu
Dua beda namun satu







Kdr, 04-10-2015
 
AZ-ZHAFIROH Blogger Template by Ipietoon Blogger Template