Saturday 26 December 2015

KAU BUKAN LALU

Hay, penghantar tidurku yang manis. Bisakah kau bawa aku hanyut lebih lama lagi bersamamu! Berenang bersama arungi nyata. Melawan dunia ini yang katanya semu semata.
Hey!
Mari bercengkrama denganku bersama sisa embun yang masih menempel. Jika Kau mau, akan kusediakan kopi untukmu.
Layaknya kopi, rindu adalah candu. Ada cinta pasti ada rindu, pun sebaliknya. Tak nikmat jika hanya kau sediakan satu.
Kemarilah! akan kuceritakan padamu bodohnya aku  di masa lalu. Dan jika boleh, Ku ingin pergi jauh ke tempat yang tak mampu dijangkau termasuk lalu.
Tunggulah, sebentar saja. Ijinkan Aku merayu Tuhanmu, karena Ku tau, Dialah yang memilikimu. Tuhanmulah yang paling tau, bagaimana dirimu, makanan dan minuman kesukaanmu, tempat yang sering kau kunjungi, warna, surat, baju, keinginan dan entahlah, Aku tak mampu menjangkau kuasaNya. Bersabarlah! Hingga kudapatkan hatinya.
Segeralah!
Namun,
KAU BUKAN LALU.
Kdr, 26 Des'15

Thursday 24 December 2015

Tenanglah!

Ketahuilah! Diamku bukan karena aku tak mau menyapa atau mengenal Tuan. 
Bukankah lebih baik aku mendekati Tuhanmu, karena dialah yang memilikimu? Mana mungkin aku pinjam tanpa ijin. 


Pemilik Tuan pasti lebih tau, apa makanan dan minuman kesukaanmu, semua tentang kebiasaan- kebiasaanmu, bahkan bagaimana dirimu. 

Mana mungkin aku bisa mendekat, jika merayu pemilikmu saja belum mampu.

Semua butuh proses Tuan. Tunggu sebentar saja, ijinkan aku bernegosiasi dulu.

Tenanglah! Aku disini tak pernah henti melayangkan surat untukmu. Tapi bukan surat layaknya mereka. Suratku cukuplah umul kitab, teruntukmu.



Ngk, 22 Des '15

Monday 21 December 2015

Aku Rindu

Iya benar apa katamu, sajakku tak lepas dari rindu. Karena memang aku benar-benar rindu. Lama sangat lama, aku lupa dengan pagi, malam dan siangku. Semua kuhabiskan untuknya bukan untukMu. Penyakit yang lebih berbahaya dari pada syirik. Kerasnya hati.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku tak lupa akan hidup ini yang hanya sementara.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku selalu mengingat semua nikmat yang kurasa karenaNya.
Aku ingin kembali, ke masa dimana aku mulai sedikit demi sedikit merubah kebiasaan burukku.
Bukan seperti sekarang! Jahiliyahku terasa mulai menghampiri.
Tuhan, ampuni aku. Bawa aku kembali kepadaMu. Aku sungguh merindukan malam dengan derai hujan yang membasahi pipi, dengan keluh yang tak berujung. Kemana aku yang dulu gusti? Kemana???
Pagiku Ia, siangku Ia, malamku Ia ;DUNIA.
Kemana aku dulu???
Bawa aku kembali, aku mohon! Aku rindu. 

Sunday 20 December 2015

AKU CUKUPLAH AKU

Aku bukanlah surya yang mampu menerangi dunia, tapi aku berharap mampu menjadi lilin yang menyebar cahaya di kegelapan.
Aku bukanlah bintang yang nampak indah bersama bulan dikala malam, tapi besar harap,  aku adalah kelip lampu kecil diujung jalan yang tak membosankan dipandang.

Aku tak mampu menjadi aku, ketika konsonan menggelinding pergi.
Aku tak mampu menjadi Aku, ketika satu vokal membiarkan konsonan lain berduaan dengan vokal lain.
Aku tak mampu menjadi Aku, ketika konsonan mengusir pergi dua vokal yang mengapitnya.
Aku cukuplah aku, tak bisa berubah menjadi A-U, A-K/K-U, K


Kdr, 20-12-15

Saturday 19 December 2015

"Hay!" sapa tari pagi ini. Ia nampak murung, mungkin karena awan masih bersembunyi.
"Hust, Ia tak bersembunyi hanya belum menampakkan diri."
"Ha-ha-ha...." tawa kita bersama.
"Tenanglah bukankah putih harus ada hiasan hitam, biar nampak indah."
Kdr, 19 Des 15

Thursday 17 December 2015

Entahlah! Jika tempat ini bukan untukku, aku yakin akan ada tempat lain yang jauh lebih baik.
TanganNya tak pernah lepas menggenggam semua hamba. Tak perlu takut, datang dan mendekat padaNya. Karena Ia pernah tidur dan selalu ada dimana-mana.
Sebagaimana kau selalu yakin akan doa-doamu. Yakinlah pula, bahwa Allah bersamamu, dihatimu dan selalu menolongmu.
Allah, jangan buat mereka kecewa. Jangan buat mereka kawatir.
Jangan buat mereka menangis.
Jangan mereka ikut hanyut.
Bimbing, arahkan dan tetapkan kita dalam naungamu.
Kdr, 17 Des 2015

Ia Akan Tiba

Yeaah… itu membuatku down bung. Iya down, setelah aku membacanya. Santri katamu. Aku malu karena aku bukanlah santri. Boro-boro santri, ngaji saja aku masih belajar menyambungkan hijaiyah satu per satu.
Ya sudahlah bung, sedikit demi sedikit sudah mulai pupus. Entah karena kau tak yakin atau aku yang terlalu yakin.
Eits… bukankah padinya akan panen jika sudah waktunya? Cukup tunggu dan bersihkan dulu rumput-rumput liar yang mengganggu. Yo mok siji kuncine, sabar lan ngempet. Sabar sedoyone lan ngempet mangane.
Ada masanya nanti, entah Kau bung atau yang lainnya.
Ia akan tiba.



Kediri, 17-12-2015

Berhenti disini!

Rindu, aku benar-benar mulai merasakannya. Tumpukan itu membuatku sangat ingin mendekat dan menyentuhnya. Sudah sangat lama aku tak bersua. Kapan? Entahlah, aku lupa. Mungkin, semenjak tumpukan-tumpukan lain yang menyela.
Sungguh, aku ingin berada disana. Ia seperti masih memanggilku, “kemari, kemarilah!”
Dulunya aku memang menginginkan tempat ini, tapi tidak saat itu. Semakin aku memaksa, Ia terus menggerogoti. Sakit.
Jika boleh jujur, sekarang aku Ingin disana. Menari-nari dengan kata, berbagi kata dengan gudang-gudang kata. Andai saja, andai dan andai….,
Tapi aku siapa? Aku apa?
Jarum jam memang mampu kembali, tapi waktu? Ia akan terus maju.
Aku. Siapa aku
Kenapa aku?
Bagaimana aku?
Kau ilalang atau belalang? Yang bangkai saja halal dimakan. Kau putih atau hitam? Yang mampu menyapu benareka.
Heyyyy!!!!
Berhenti disini! Ini pilihan, ini konsekuensi. Kau harus tetap menjalani.
Ketika Kun “jadilah” pasti akan fayakun “maka jadilah”

Percaya, pasrah.


Kediri, 17-12-2015

Saturday 12 December 2015

SELAMAT ULANG TAHUN AYAH

Puisi ini merupakan puisi yang sedang saya ikutkan dalam event EVENT MENULIS PUISI "Ucapan Ulang Tahun" yang diadakan oleh Irfan Mustofa. 


SELAMAT ULANG TAHUN AYAH
Oleh : Fitri Andriana

Laju jarum jam memang tak mampu ku kendalikan
Ia berjalan, seiring dengan kerutan yang mulai nampak menghitam
Tik… Tik… Tik…
Suaranya nyaring tepat di gelap dua belas

“ Jika waktu sebentar lagi tidak memihak untuk menemanimu, maafkan aku nak.” Pesannya.
Beliaulah ayah
Kesatria yang tidak mengenal mengeluh, peluh serta selalu luluh

Ayah, maafkan aku!
Yang belum mampu membahagiakanmu
Yang belum mampu membuat simpul manis di wajahmu
Pun aku, yang tidak mampu mengganti butiran keringat yang mengalir di tubuhmu

Selamat ulang tahun Ayah
Teriring doa, semoga Allah tetap melindungimu dalam naunganNya.
Aku mencintaimu, Ayah



Kediri, 07 Desember 2015

Melati

Indah itu dia 
Yang masih bersembunyi di balik tirai Ilahi 
Cinta itu dia 
Yang tiba kala masa memang waktunya 
Gagah itu dia 
Yang tinggi imannya
Tampan itu dia
Yang suci ditiap waktunya
Kaya itu dia
Yang menyimpan lautan ilmu untuk disebarkan

Dia yang disana

#Dia#Melati#

Wednesday 9 December 2015

AKU MOHON


Kemari, aku mohon!
Genggam tanganku, aku membutuhkanmu
Mendekatlah!
Sejenak saja, biarkan aku meluapkan keluhku dalam pelukanmu
Ijinkan aku membasahi lenganmu
Percayalah!
Tak lama, hingga selesai kuluapkan keluh yang bersarang ini

Haaayyy!!!
Apa kau mendengarku?
Aku mohon, haruskah aku berlutut?
Aku sungguh membutuhkanmu
Aku sungguh menantimu, menawarkan pundakmu
Semua terasa sangat menyumpal tuan
Membosankan
Menyebalkan
Tempat ini, semuanya
Aku ingin pergi
Pergi
Pergi. i. i. i..iiii….
Aku mohon, bawa aku lari!
Dari kenyataan ini
Lari, dari pahit yang butuh seduan air dan gula
Aku mohooonn!


Kediri, 09-12-2015
 
AZ-ZHAFIROH Blogger Template by Ipietoon Blogger Template