Saturday 28 November 2015

A atau B

Hal yang paling membosankan andalah berada pada masa ini. Dimana kita dibingungkan dengan berbagai argument yang berlawanan antara  hati dan nurani. Heyyy‼! A atau B, andai A bagaimana dengan B?
Aissh…
Gusti, kedah pripun kulo?
Ketika Tuhan bahkan membisu, aku tetap harus berperang dengan dunia yang keji ini.
“ Kenapa to nduk? Kok ngelamun?”
“ Mboten umi,”
“ Sudah to, kamu mikir kuliah aja. Toh, abi sama umimu masih mampu membiayai.” Sahut beliau.
“ Tapi umi…,”
“Tapi opo to nduk? Kamu mau kerja? Wong iku sawang-sinawang nduk.”


#Bersambung

(Masih males :D)

Friday 20 November 2015

Apa waktu masih mau menemani?
Apa masa tak bosan mendampingi?
Akan tiba sesaat lagi, mata yang terbuka untuk terakir kalinya.
Tak ada yang bisa mengelak jika masa itu tiba. Hanya iringan doa dan jerit tangis saja. Namun, dalam hitungan detik semua pasti melupakan kita. Kini siksa yang menemani hingga pembalasan menghampiri.
Bukan harga, tahta atau keluarga tapi amal kita

Tuesday 17 November 2015

Bagaimana jika tetap disini?

Kau tau rasanya jika berada di tempat yang tidak diinginkan?
Ini sangat membosankan kawan!
Bertarung dengan nurani
Seringkali hati ini ingin pergi, tapi apalah daya. Aku sudah terlalu jauh melangkah. Menyesakkan.
Sempit kawan!
Kesinilah!
Aku benar-benar lelah, adakah bahu yang mampu sejenak saja menampung otakku?
Sekuat apapun mencoba, tetap saja. Semua jauh dari langkahan kaki ini.
Pergi! Pun aku tak tahu, bagaimana jika tetap disini.

Sunday 15 November 2015

"Padahal emak tak mengajarkan yang demikian, meskipun emak seperti ini, tapi apakah aku yang mengajarkan yang demikian pada anakku?"
Wejangan tersebutlah yang membuatku tersentak.
"Bodoh! Tak lelah apa kau buatnya sedih? Kapan kau mau merubah semuanya, menunggu kata terlambat tiba atau penyesalan menghampiri?"
Sinar mentari menyelinap masuk ke relung hati, membawa permata indah penuh kerlip duniawi.
Andai dia, seluruh pinta masih berisi namanya.
Aku menantinya, dalam diam dan doa.
Aku berharap rangkaian huruf yang bersatu dengan ukiran ismuha mampu membawaku semakin hanyut di pangkuan sang kuasa.
Robbi!
Jangan biarkan, kening ini lelah untuk bersandar
Jangan biarkan! Mata ini enggan terpejam pun enggan menghujan
Jangan biarkan! Tangan ini sombong, tak mau menengadah.
Jangan biarkan! Nafsu menguasai, hingga nurani mati.
Jangan biarkan! Tubuh ini mematung, tanpa isi.
Bimbing tubuh ini agar tak lelah mengejarmu.
Kdr, 15 nop

Saturday 14 November 2015

Kekuatan Do'a

Jika ada orang yang tidak percaya akan kekuatan doa, maka aku akan berdiri paling depan untuk melawannya.
Kau tau kawan, doa dan percaya merupakan satu kesatuan yang tak mampu dipisahkan. Dimana kau percaya bahwa doamu dikabulkan maka pasti dikabulkan.
Sering kali orang berkata,"kenapa Allah tidak mengabulkan doaku? Allah tidak menyayangiku."
Aishh... Tidak semua pinta langsung diberi kali gays... Allah sangat sayang kita, makanya Allah menimbang juga, apakah jika semua pinta kita diberikan kita sanggup menerima?
Misal ni... Kamu anak orang miskin, pengen jadi kaya. Kemudian Allah memberimu langsung rumah mewah, mobil mewah, dan yang lain sebagainya yang serba mewah. Terus apa kata tetangga? Pasti dikira pakek pesugihan. So, sebagaimana Allah memberi masalah sesuai dengan kemampuan kita. Ia juga memberi apa yang kita pinta sesuai kemampuan kita. Kalian sih, sukanya berfikiran negatif mulu.
Percaya! Jika tidak sekarang pasti nanti di akirat.
Percaya! Bahwa kekuatan Allah sungguh dasyat.
Percaya! Bahwa cinta kita kepadanya, mampu membawa kita bahagia dunia dan akirat.
Percaya! Bahwa kuasanya mampu mengabulkan do'a kita.
Kdr, 15 nop

Pantaskah kita mengeluh?

Inilah hidup.
Tak bisa dipungkiri semua berjalan mengalir, ada yang mengikuti serta ada pula yang kita ikuti. Tak perlu risau, cukup nikmati.
Apa hidup pernah meminta kita mengikutinya? Tidakkan? Ku kira kita yang membutuhkannya, bukan Ia.
Kemudian bagaimana kita bisa hidup? Pernahkan kita bertanya demikian? Tidak. Karena kita egois.
Coba mulai pikirkan! Bagaimana kita mampu bernafas kali ini? Bagaimana kita mampu terbangun dari lelapnya mimpi yang penuh dengan rayuan setan? Bagaimana Allah mengampuni dosa kita. Sekalipun kita menulanginya? Bagaimana dan bagaimana?
Sekarang masihkah pantas kita mengeluh?

Coba Mendekat!

Seperti halnya bulan yang nampak indah bila dipandang dari kejauhan. Mungkin tak jauh beda seperti Kau. Benar adanya , jika ada yg berkata jika indah itu relatif. Karena dari kejauhanlah Kau tak mampu mencium sebusuk apa dosaku.

Sudahlah! Berhenti memuji. Coba mendekat, bergurau bersama menghabiskan sehari saja untuk saling mengenal satu sama lainnya. Karena aku bukan malaikat, ada nafsu yang sering memelesetkan. Akupun sama seperti yang lainnya, mampu tertawa, menangis, menyanyi apalagi marah.
Aku tak melarang Kau mendekat. Jangan memuji tapi silahkan memaki.
Ngk, 14 nop

Monday 9 November 2015

Entahlah!
Semua seperti lenyap setelah pertemuan itu, hembusan angin telah membawanya pergi, hanya menyisakan beberapa keping huruf saja. 

Ketika mata mulai terbuka

Kini ku mengerti Bunda, bahwa itu memang tak pantas disandang.
Kini ku mengerti Bunda, bahwa itu aib yang tak seharusnya dilakukan.
Kini ku mulai mengerti Bunda, ketika semua yang ku lakukan dulu adalah salah.
Seharusnya Aku faham.

Aku berjalan tak hanya membawa namaku sendiri tapi ada namamu dan Ayah diatas kepalaku.
Andai ku buka mata dari dulu, mungkin tak ada sesal yang kurasa.
Ayah, maafkan Aku, yang tak pernah mau mengerti sesusah apa kau mencari sesuap nasi untukku.
Masih teringat jelas, ketika Aku meminta tanpa memberimu jeda, ketika Aku merengek, tanpa melihat bagaimana situasimu. Andai ku buka mata, mungkin akan ku tau bahwa panas, pegal, dingin bahkan sakit tak pernah Kau rasa.

Sesekali tak pernah ku mendengar kau mengeluh, “Aku lelah nak!”.
Andai dari dulu mataku terbuka, pasti tak akan ku buatmu marah karena kelakuanku, tak kubuat Kau mengelus dada karena sikapku.
Bunda, maafkan Aku. Andai kubuka mata, mungkin takkan ku buat kau menangis. Karena kini ku baru menyadari bahwa Kau adalah cahaya, membawa terang setiap mata ini mulai redup karena permasalahan dunia.

Bunda, kenapa Aku baru menyadari bahwa tutur lembutmu lebih manis dari para buaya jalang itu. Kenapa Aku baru menyadari bahwa pelukanmu sangat hangat.
Kenapa Aku baru menyadari bahwa tak ada tempat yang paling nyaman, selain di pangkuanmu.
Andai telah ku buka dari dulu.
Maafkan aku Ayah, Bunda.


Kdr, 09-11-2015

Wednesday 4 November 2015

Mengapa sih harus ODOJ?

Bismillahirrahmanirrohim,
One Day One Juz (ODOJ) merupakan salah satu progam yang diinisiasi oleh para Alumni Rumah Qur’an dengan memanfaatkan Instant Messager. Jadi setiap anggota yang sudah tergabung di ODOJ, dibagi menjadi beberapa group untuk saling mengingatkan dalam membaca Al-Quran.

Nah, kenapa sih harus ODOJ?
Tidak semua menganggap bahwa ODOJ berakibat baik, sebagian orang diluar sana ada juga yang menganggap bahwa ODOJ merugikan bagi mereka. Iya jelaslah! Ada hitam dan putih, mau dan tidak mau, suka dan tidak suka serta ada yang baik dan buruk. Manusia memang makhluk sempurna yang memiliki akal, namun dilain sisi juga ada nafsu yang tetap harus di kontrol.
Eitss...! Kembali lagi ke ODOJ.
Berikut keuntungan jika kita bergabung ke ODOJ :
1. Di jamin ketagihan.
Bagi yang masih males membaca Al-Qur’an, mending buruan gabung ke ODOJ! Awal mula memang sangat berat, namun lama-kelamaan rasanya sesuatu banget jika sehari saja tidak membaca Al-Quran.
2. Mendapat keluarga baru.
Meski kita memang belum pernah berjumpa dan hanya bertegur sapa lewat MEDSOS saja, tapi keramahan anggota yang lain menjadikan kita merasa memiliki keluarga baru. Yang saling mengingatkan, menasehati dan mendoakan. Santai saja, mereka nggak pada killer kok. Hixs...
3. Pandai mengatur waktu.
Setiap group ODOJ memiki 30 anggota yang setiap harinya diharuskan melapor, guna sebagai kontrol apakah Ia benar-benar sudah kholas 1 juz atau belum. Dengan adanya laporan, anggota pasti akan memberikan waktu kusus untuk Al-Qur’an, dan memikirkan cara bagaimana agar Ia mampu menyelesaikan 1 juz pada hari itu.

Masih banyak lagi manfaat ODOJ, namun terlepas dari semua itu yang perlu kita perhatikan juga adalah bagaimana cara menata niat. Ada pula orang yang berkata, “Jadi kita baca Al-Qur’an bukan karena Allah tapi karena laporan dong?”. Hadehh! Tidak perlu dipikir panjang-panjang, anggap saja ODOJ itu sebagai tasbih, jika ada itu, kita ingat dzikir, tapi kalau tidak membawa, sering kali kita lupa. Maqom kita bukan maqom para auliya’ atau pun para makrifat yang duduk aja mengingat ALLAH. Kebanyakan dari kite mah, ingat kalau lagi susah aja.

Ingat mas bro, mbak bro, kakak, cici, adik, tante, uni, ibu, bapak, kakek, nenek dan semuanyalah, kususnya penulis coretan ini. Hixs...
Kita yang butuh Al-Qur’an bukan Al-Quran yang butuh kita. Masih ingatkah jika Al-Qur’an adalah sebagai Assyifa’ atau obat, sebagai pedoman, penyejuk hati, motifasi diri, pengingat akan kebesaran Allah, pelebur segala emosi dan amarah, memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah dan masih banyak lainnya. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran hati, jernih jiwa, pikiran lapang, dan wajah yang bercahaya. Bukankah sudah banyak penelitian yang membenarkan Al-Qur’an?

Mari bersama-sama kita saling mengingatkan, lewat ODOJ salah satunya. Tak perlu saling memperdebatkan yang tidak penting. Semua kembali pada diri kita sendiri.
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.



Kediri, 04-11-2015


Tuesday 3 November 2015

Terkadang aku merasa sangat bodoh, mengharapkan sapaan yang jelas tak mungkin terjadi. Jika terjadi pun hanya 0.0001 persen.
Tapi dikain sisi ada bahagia dia tak menyapa, toh aku siapa?
Tak ada sapa sebenarnya lebih menguntungkanku, karena tulisan pun bisa menghanyutkan.
Cinta pun bisa timbul dari kebiasaan, termasuk kebiasaan jari ini berjalan menyapa lawan jenis. Jika benteng tak sekuat baja, malah bisa jadi berabe akirnya.
So,
Tuhan ajari aku untuk bersabar, menantinya dalam doa tanpa jumpa.
Dalam pinta tanpa sapa.
Dalam malam tanpa ada cahaya.
Dalam hayal yang hanya aku pemainnya.
Dalam penantian yang senantiasa bertaqwa.
Dalam tunggu tanpa pilu.

Sunday 1 November 2015

Biarkan hanya diamku yang terus berlari, mengikuti kagum, menelusuri setiap langkahnya. Tuhan, aku inginkannya ;mendekat.

Buang!
Bukan waktunya memikirkan siapa, tapi mau yang seperti apa.

Coba tengok pada kaca, apa Kau sudah pantas atau masih harus memantaskan?
Ingat! Semua sudah di atur.
Bincang-bincang dengan emak menjadi obat tersendiri jika kondisi lagi galau.
"Mak, kemarin ana no ketemu sama si Mr.Amd. Manis, dekik." Seperti biasa menghabiskan hari dgn curhat- curhat lebay.
"Ditinggali ngluyur wae mengko, ra jelas, bayarane gek piro." sahut beliau.
"Mesti lak ningali nikune. Gek-gek dia anak nomer satu. Mboten angsal maleh."
"la opo anak nomor siji."
"mboten ngertos to, susah ya jadi anak nomor 3. Ngoten niku lak wonten syarate to mak."
"gak syarat-syaratan, yo nek gak kuat. Ra oleh yo ra oleh"

Hufftt...
"Kang A enggeh mboten angsal, angsal ngoten lo mak."
"Iyo ya si A uapik, pinter, ganteng,"
"Tapi mboten angsal." Sahutku kecewa.
 Berharap dengan bumbu-bumbu manis memperindah, memuji tapi tetap saja tidak boleh.
"Angsal enggeh mak!"
"Gak oleh, pengen rabi to? Tak golekne ye?"
"Mboten, nek mak e mesti ningali duwek e. Nek kang e nek madosne lak ditingali sedoyone."
"Yo iyo to... Awakmu petaklik an, sing di golek i yo opo?"
"La enggeh to, uang bisa dicari tapi org yang seperti itu. Garai dongane jenengan ngoten. Mboten nopo-nopo enggeh?"
Ane heran, kalau gak uang ya adat. Sempat kemarin bertemu dengan seseorang yang curhat jika adiknya masih lajang tapi hanya guru agama, gajinya gak seberapa.
Hadeh, ini orang sama aja. Kalau Si Emak kental banget di adatnya, ini orang liat uangnya.
Mpun pasrah gusti, penting niki rumiyen...
allahummaj alni min ahli qiyam syiam wal quran. Aamiin
 
AZ-ZHAFIROH Blogger Template by Ipietoon Blogger Template