Angin terus
berhembus mengisi seluruh ruangan dengan debu yang Ia bawa.
“Aisshh…
angiiiin! Kapan bisa bersih, kalau nyapu debunya balik mulu?” Gerutu ica dengan
mengulang ulang sapuannya dari awal.
“Kenapa to
ca? wong angin nggak salah apa-apa, ente salahin mulu!” Sahutku.
“Habis si
angin bawa debu mulu, jengkel tau zah!”
“Tapi nggak perlu manyun pula kali mulutnya.”
“Ah, kau
zah! Selalu seperti itu, coba sini kamu gantiin aku nyapu!”
“Upss… Tidak
boleh, “
“Kata emak,
menyapu itu tidak boleh pindah tangan nanti jodohnya pindah juga.”Ah! Kau ini
selalu saja kata emak, kapan pula kata bapak?” Katanya menyela.
“Ha-ha-ha…,
itu kamu sudah hafal. Udah buruan diselesaikan! Ini berkas numpuk, tanganku
sudah melambai-lambai ke kamera.”
Ahh…,
Mungkin aku
dulu layaknya kertas putih ini, yang tak mampu bertahan putih. Karena
lingkungan ingin terus mencoretnya. Dan bodohnya, banyak coretan merah yang aku
terima tanpa berfikir kedepannya.
“Zah! Hooeeeyyyy!”
Teriaknya membangunkanku.
“I… i… ya-iya,
kenapa ca?”
“Aisshh…
Kamu mah! Lagi ngelamunin si mas manis tadi ya?”
“Apaan to
ca, udah urutkan data yang ada di kertas ini, nanti sudah harus diserahkan ke
BAK.”
Tangan kami
pun mulai memilah-milah kertas berisi data mahasiswa baru untuk proses
perekapan. Kami bukan orang sibuk bro, hanya haus kesibukan saja. Ha-ha-ha…,
“Zah, ane
benci deh sama Mas Ari!”
“Memangnya
kenapa Ca, cowok ganteng kok dibenci. Gitu-gitukan juga pacarmu.”
“Iya sih
zah, masak aku ke kampus suruh pakek
kerudung Rabbani. Aku nggak suka zah!”
Gerutu Ica sembari membanting HP ke atas tasnya.
“Memangnya
kenapa dengan rabbani? diakan baik hati, tidak sombong dan suka menabung.”
“Izahhh!”
Teriaknya geram.
“Ha-ha-ha..,
iya-iya non, tapi benar lo rabbani nggak salah.”
“Mbohhlah zah!”
“Dan
akhirnya, Ica mulai marah.” Kataku dengan nada ngebass.
“Bagaimana
nyamanmu aja ca, yang penting tidak melanggar syariat. Toh! Dia juga bukan
suamimu.”Dibilangin Singgle itu enak, tetap aja
nggak percaya.”
“Bukannya nggak percaya zah, kesempatan tidak
datang dua kali.”Siapa yang bisa nolak! udah
ganteng, pemain basket, Idola kampus plus sholeh pula!”
“Sholeh kok pacaran!”
“Izaaaahhhh!
Tetap saja, doakan gitu biar beneran
jadi suami.”
“Aamiin.”
Kdr, 15-09-2015